WAKTU SAAT INI

Minggu, 16 Mei 2010

Mahasiswa ITS Luncurkan Mobil Sapu Angin
Selasa, 12 Januari 2010 | 23:36 WITA
Surabaya, Tribun - Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Senin, (11/1) meluncurkan dua mobil hemat bahan bakar minyak (BBM) yang diberi nama "Sapu Angin 1" dan "Sapu Angin 2." .


Peluncuran yang ditandai dengan running test itu disaksikan Presiden Direktur PT Shell Indonesia, Darwin Silalahi, karena kedua mobil itu akan ikut dalam kompetisi internasional "Shell Eco-Marathon (SEM) Asia 2010" di Sirkuit Sepang, Kuala Lumpur, Malaysia, 8-10 Juli.

"Sapu Angin 1" merupakan mobil futuristic prototypes mirip gokart dengan target satu liter BBM untuk jarak tempuh 1.000 kilometer," kata manajer tim Sapu Angin 1, M Agus Setiawan.

Sementara itu, mobil "Sapu Angin 2" merupakan mobil urban concept vehicle mirip mobil roda empat yang konvensional, namun hanya berisi 1-2 penumpang dengan target satu liter BBM untuk jarak tempuh 300 kilometer.

"Target Sapu Angin 1 memang juara, tapi target Sapu Angin 2 adalah diproduksi untuk mobil masa depan pada 25-30 tahun mendatang," kata mahasiswa Jurusan Teknik Mesin pada Fakultas Teknologi Industri (FTI) ITS Surabaya itu.

Menurut dia, kedua mobil itu dirancang mahasiswa ITS sendiri yang "berguru" kepada alumni ITS dan "bos" perusahaan pabrikasi kapal PT Maroline Maju Utama.

"Ada 14 mahasiswa angkatan 2005 dan 2006 yang bekerja keras merancang dan membuat kedua jenis mobil itu, setelah berguru selama seminggu kepada perusahaan pabrikasi kapal di Kenjeran, Surabaya itu. Kami memulai rencana pada Agustus 2009," paparnya.

Namun, katanya, pihaknya juga belajar dari sejumlah juara dalam lomba mobil hemat BBM tingkat internasional di Eropa yang sudah berlangsung sejak 25 tahun silam, yakni konsep monoqouce atau kerangka mobil dan bodi mobil dalam satu rangkaian.

"Semuanya dilakukan mahasiswa sendiri mulai dari membuat desain, mencari bahan baku, mengelas, melakukan pembubutan, dan seterusnya hingga selesai," tuturnya menjelaskan.

Ditanya kelebihan mobil "Sapu Angin" itu, ia mengaku konsep monoqouce membuat mobil terasa ringan, kemudian sistem injeksi pada mesin (EFI) membuat mobil hemat BBM dan ramah lingkungan dibandingkan dengan sistem karburator (sistem semprot).

"Bobot mobil juga berkisar 35-40 kilogram dengan bahan baku fiberglas untuk bodi, sedangkan kerangka menggunakan poly-euretane (gabus padat)," tuturnya.

Dengan konsep itu, tim ITS yakin akan menang dalam kompetisi SEM tingkat Asia yang pertama kali digelar, apalagi pengalaman mahasiswa ITS merancang sepeda motor dan mobil hemat BBM merupakan modal berharga untuk lomba mobil berkecepatan maksimal 25 kilometer per jam itu. (eki)